Friday, July 29, 2011

do'aku sore ini

Tuhan, aku begitu menyesal. saat sudah menyesal sangat dalam seperti ini, mungkin tinggal dua pilihan yang tersisa. membiarkan penyesalan ini berlarut dan mencoba menjalani apa yang sudah terlanjur terjadi; atau melangkah ke area lain itu dan merombak semuanya dari awal lagi. aku tidak bisa mengkombinasikan keduanya, jadi harus kupilih salah satu. bacause i'm too coward.

aku sagat ingin ke luar negri. begitu inginnya sampai terasa sakit perut. Amin.

Wednesday, July 20, 2011

pada waktunya nanti

pada waktunya nanti,
aku akan jadi wanita dewasa
aku akan memiliki hati yang lembut dan bersahaja
aku akan jadi bijaksana

pada waktunya nanti, 
aku yang akan memiliki diriku
dan tidak akan membaginya secara cuma-cuma
aku akan menjadi lebih cerdas
lebih dari yang siapapun duga

tapi sampai waktu itu tiba,
aku akan tetap sesederhana dan setidak sempurna ini
alam akan menyicil apa yang berusaha kuwujudkan
dan pada waktunya,
aku akan bahagia, bersenang-senang sampai bosan bergembira

Monday, July 18, 2011

NO NEED ANY CAPTION-FUCKING PERFECT :)

Made a wrong turn
Once or twice
Dug my way out
Blood and fire
Bad decisions
That's alright
Welcome to my silly life

Mistreated
Misplaced
Misunderstood
Miss knowing it's all good
It didnt slow me down.

Mistaking
Always second guessing
Underestimating
Look I'm still around

Pretty, pretty please
Dont you ever, ever feel
Like you're less than
Fucking perfect

Pretty, pretty please
If you ever, ever feel
Like you're nothing
You're fucking perfect to me

You're so mean
When you talk
About yourself, you were wrong
Change the voices in your head

Make them like you instead
So complicated
Look how we all make it
Filled with so much hatred
Such a tired game

It's enough
I've done all I can think of
Chased down all my demons
I've seen you do the same

Oh

Pretty, pretty please
Dont you ever, ever feel
Like you're less than
Fucking perfect

Pretty, pretty please
If you ever, ever feel
Like you're nothing
You're fucking perfect to me

The whole worlds scared
So I swallow the fear
The only thing I should be drinking
Is an ice cold beer

So cool in line
And we try, try, try
But we try too hard

And it's a waste of my time

Done looking for the critics
Cause they're everywhere
They don't like my jeans
They don't get my hair

Exchange ourselves
And we do it all the time
Why do we do that?
Why do I do that?

Why do I do that?

Yeeeeaaaahhh
Oooooooh
Oh baby pretty please

Pretty, pretty please
Dont you ever feel
Like you're less than
Fucking perfect

Pretty, pretty please
If you ever, ever feel
Like you're nothing
You're fucking perfect to me

You're perfect, you're perfect

Pretty, pretty please
If you ever, ever feel
Like you're nothing
You're fucking perfect to me

Sunday, July 17, 2011

drama pernikahan

kemarin aku hadir di kawinan keluarga di rumah nenek di Duri. berhubung ini kawinan keluarga, dari pagi aku bangun, si papah nyuruh-nyuruh bantuin dapur pesta. jadi aku menawarkan diri ke nenek-nenek dan tante-tante di dapur untuk membantu. berhubungan persiapan ke Duri cuma lima menit, aku lupa bawa kaus lengan panjang. jadi pagi itu yang kupake adalah T-Shirt ijo bergambar vespa seharga 7000 rupiah dan jaket gunung merah bernama 'Angelo' yang kubawa karena jaketku dicuci di rumah. jaket merah itu punya kisah lain, tapi bukan si jaket lah yang akan kuceritakan disini. hehe, maaf ya Angelo...next time, Love :*

akhirnya, karena dapur sangat padat, aku dan Angelo hanya menciptakan ruangan yang lebih sesak lagi, aku menyelesaikan memotong kacang panjang dan balik ke rumah nenek yang nyaman dan tidur-tiduran sambil baca novel Annapurna sendirian di kamar. di rumah nenek, kalau anak-anaknya berkunjung mereka punya kamar masing-masing untuk keluarga mereka. si papah dan si umi ada di luar bantu-bantu persiapan pesta, adik laki-lakiku tidur di kamar sepupu laki-lakiku, dan adik perempuanku juga ada di luar entah sedang berkontribusi apa. jadi aku sendirian di kamar keluargaku.

before he came in.

tiba-tiba dia masuk dengan tampang ngantuk dan langsung merobohkan diri di seberang tempat tidurku. haha, pasti dia baru dibangunkan ibunya, terus pura-pura udah bangun dan keluar kamar, lalu mencari tempat tidur lagi. aku diam saja dan melanjutkan membaca novel Annapurna yang sedang memasuki bagian serunya.

tau-tau dia nanya soal Annapurna yang sedang kubaca. kubilang, ini novel tentang ekspedisi wanita ke puncak Annapurna di Himalaya. terus, kubilang aku jadi ingin sekali mendaki gunung es. terus kita jadi ngobrol soal Cartenz. dan dari situ obrolan mengalir. hm, it's been so long ya, Brother, since we talked this much.

pokoknya obrolan itu berakhir dengan rada emosional. sesuatu yang membuatku ingin tertawa terbahak-bahak. mengutip kata-kata seorang teman, "Tertawa adalah bentuk substitusi dari menangis. daripada malu..." ya, bahkan sambil mengetik sekarang, aku masih tersenyum-senyum dibuatnya.

Brother, kamu 'lucu' sekali. terimakasih atas 'tawa'nya.

Siang hari, saat kawinan berlangsung, dia dan saudara-saudaranya bergabung dengan mempelai pria (yang saudaraku juga sebenarnya). aku karena males bertemu banyak orang dan males dandan pake jilbab yang rapi, diam di dalam rumah nenek sambil lagi-lagi baca novel Annapurna. sekitar menjelang tengah hari, dia masuk lagi ke rumah, lalu bersiap-siap lagi. aku tanya dia mau kemana, dia bilang dia sudah harus dinas lagi, stand by di Rumah Sakit. aku cuma senyum ketika dia pamit. lalu karena ngerasa agak kesepian di dalam sendirian, aku keluar melihat kawinan saudaraku itu.

aku nggak pernah terlalu suka acara pernikahan. padahal dalam suatu proses pernikahan pasti banyak drama yang menarik. hm, aku yakin nggak semua drama pernikahan seperti yang digambarkan sinetron yang seragam. aku yakin nggak di semua pernikahan bakalan ada undangan yang tau-tau bilang "TIDAAAAK!" pas ijab qobul.



aku juga yakin nggak di semua resepsi ada pengantin perempuan yang lari-lari kabur sama mantannya.



tapi acara yang ramai, banyaknya orang asing yang tidak kukenal tapi harus terpaksa kusalami satu-persatu, pasang wajah tersenyum, memakai baju pesta norak yang tidak nyaman, dandan yang cantik (yuhu), dan kalau itu pernikahan adat minang, aku harus melihat warna merah-emas dimana-mana, sangat menyilaukan.

entah kapan ya aku jadi anti-family social begini. padahal dulu aku senang-senang saja dengan kondisi yang ramai. aku dulu suka menjadi pusat perhatian, karena aku anak pertama orangtuaku dan aku anak kecil yang cantik (yuhu again). dulu aku pernah bertekad, someday, i'll be his bride. wah, kalau diingat-ingat sekarang, khayalan anak kecilku sungguh konyol karena aku membayangkan badanku dan badannya tinggi memakai wedding dress dan tuxedo, tapi wajahnya masih wajah anak kecil seperti umurku waktu itu. anak kecil memang sutradara yang tidak secerdas orang dewasa, mereka nggak kepikiran kalo badan udah tinggi dan umur dewasa, wajah juga akan ikut berkembang. tapi anak kecil itu sutradara yang baik hati dan optimis.

ah, aku jadi penasaran, kira-kira drama seperti apa yang akan muncul di pernikahannya nanti. kalau kira-kira dramanya akan picisan, aku akan memastikan drama pernikahannya akan istimewa.



hahaha, konyol dan norak memang kedengarannya, tapi aku yakin tidak akan begitu, karena bahkan lama sebelum pernikahan itu akan berlangsung, drama yang ada sudah cukup menarik. mudah-mudahan follow up nya lebih menarik lagi.


see you, in the next time dimension, Brother. :)

Thursday, July 14, 2011

'kamar tidurku'

pekanbaru adalah kota kelahiranku, aku tidak pernah hidup di kota lain sebelum ke jogja. karena itu, pekanbaru terasa seperti rumah, semenyebalkan apapun pemerintahnya, sepanas apapun udaranya.

jogja, aku baru hidup kurang dari satu tahun di sana. tapi sejak dari beberapa jam sebelum keberangkatanku pulang ke pekanbaru, sejak mencoba untuk istirahat di kamar kosku di jalan kaliurang agar besok dalam perjalanan pulang yang panjang aku tidak kecapekan, aku bahkan sudah merindukannya. meskipun di kota ini aku ga bisa makan 5 kali sehari, makan cokelat sepuasnya, petantang-petenteng ke penjuru kota dengan kendaraan sendiri, ataupun menerima uang saku harian yang lebih dari cukup, di jogja aku bisa tertawa, menangis, belajar diam-diam. seperti yang lazim dilakukan seseorang di kamar tidurnya sendiri.

 here in pekanbaru, it feels like home. there, it's my bed room. Jogja, i miss you.


guci

astaga Tuhan. kalau aku bukan manusia, pasti aku jadi guci. aku selalu gemes ngeliat guci, bawaannya pasti mau nendang. ketika aku ngga bisa ngejelasin dg benar apa yang sebenar-benar-benar-benarnya aku pikirkan, aku pasti jadi guci.

hari ini ada yang nendang aku dari atas meja pajang.

just started to use this mirror

I am now
In a world where I have to
Hide my heart
And what I believe in
But somehow
I will show the world
What’s inside my heart
And be loved for who I am
My Reflection-Christina Aguilera

menurut seseorang yang agak bijak, kata adalah refleksi. dan tulisan bersedia menjadi cermin. 

"emangnya dengan menulis, masalahmu langsung selesai?"

wah, kalau tulisan bisa dengan instan menyelesaikan masalah, dinding rumah, lantai, baju, lengan, kaki, leher, celana dalam, meja makan, jembatan, gedung F Fakultas Psikologi, apapun itu, semuanya akan kutulisi dan terus kutulisi.

engga, tulisanku hanya akan menjadi cermin. aku bisa memakainya untuk membantu proses memperbaiki diri, misalnya memastikan pilihan bajuku engga tabrak lari mati di tempat kehabisan darah. cermin juga cuma bisa menampilkan bayangan seperti apa adanya, dan itu juga yang kuharapkan dari tulisanku. jadi, aku tak akan berharap tulisanku terlihat jenius atau penuh makna filosofi, karena bukan seperti itulah aku. 

aku akan berharap tulisan ini memperlihatkan anak perempuan yang sangat tidak sempurna, karena sempurna itu menakutkan. :)